Selasa, 01 November 2016

Iwan Fals Dapat Pengakuan Media Internasional

1. Iwan Fals - Majalah Time Internasional

Di tahun 2002, tepatnya bulan April, Time Magazine merilis sebuah cover dengan menggunakan penyanyi Indonesia, Iwan Fals. Tentunya, hal ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri, tak hanya untuk penggemar penyanyi "Bento" ini saja, namun bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Bahkan, Time Magazine menyebut Iwan Fals sebagai "Asian Heroes". Dalam artikelnya, Time menceritakan bagaimana perjalanan karier Iwan Fals, hingga dirinya menjadi legenda hidup di Indonesia.


membawa Indonesia bangga dikancah Internasional.



2. Iwan Fals - Dinobatkan sebagai Pahlawan

Sosok Iwan Fals Sebagai Musisi TIdak hanya diakui didalam negeri, Didunia Internasionalpun Angkat topi. Terbukti potret wajah Iwan Fals Sempat Terpampang Di Cover Majalah Time Edisi, 29,April 2002.
Karena pengaruh dan perjuangannya dalam menyuarakan suara hati Rakyat. Oleh majalah bertaraf Internasional itu Iwan Fals dinobatkan sebagai salah satu pahlawan.....

Time menyebut Iwan Fals sebagai pahlawan bukan tanpa alasan. Majalah yang berasal dari Amerika Serikat ini mengungkapkan, Iwan Fals sudah menjadi pahlawan bagi rakyat Indonesia yang menginginkan keadilan.
Untuk Menyuarakan pendapat orang kecil di hadapan pemerintah, Iwan Fals keluarkan dengan bentuk nyanyian.
Time bahkan pernah menyambangi salah satu konser Iwan Fals di Jakarta dan menulis, "Ia merupakan suara dari semua orang. Dan, dia adalah sosok kekuatan dari rakyat."

Pernah Diakui Media Luar Negeri, Iwan Fals majalah Time, [Time]

 



tunggu postingan terUPdate nya yah,,,jangan lewatkan postingan-postingan terbarunya,,,,, selalu kunjungi tinggal klik tombol 
salam manis dari a'yhon hehehe Assalamu'alaikum WR.WB. 
DKSH

Rabu, 17 Agustus 2016

PIDATO LENGKAP Ir.SOEKARNO. PADA HUT RI

PIDATO SOEKARNO PADA HUT RI







Saudara-saudara sekalian!

Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan satu peristiwa maha-penting dalam sejarah kita.

Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita bahkan telah beratus-ratus tahun!

Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.

Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya.

Di dalam jaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetapi kita percaya kepada kekuatan sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya.

Maka kami, tadi malah telah mengadakan musyawarat dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.

Saudara-saudara!

Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945
Atas Nama Bangsa Indonesia

Soekarno-Hatta

Demikianlah saudara-saudara!

Kita sekarang telah merdeka!

Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita!

Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia – merdeka kekal dan abadi. Insyaallah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu!

TIADA PERJUANGAN TANPA PENGORBANAN........!!!!
TANAH AIR PASTI JAYA,, UNTUK SELAMA-LAMANYA

Dirgahayu RI ke- 71. Merdeka!!!!!!!



edited by_a.yhon"N!D@ FALS

Kamis, 11 Agustus 2016

15 Fakta Unik Iwan fals yang belum Diketahui Fans nya

pos a'yhon kali ini adalah

15 Fakta Unik Iwan Fals yang belum pernah diketahui para fans nya


1. Beberapa Kali Berganti Nama

Sebelum populer dengan nama Iwan Fals, ia pernah punya nama lain. Pada tahun 1979 di album Canda Dalam Nada namanya adalah Iwan Fales, kemudian berubah lagi menjadi Iwan Falls, hingga akhirnya nama Iwan Fals di gunakan sampai saat ini.

2. Punya Nama Islam

Pada tahun 2011 Iwan Fals pernah melakukan perjalanan Religi, dimana pada saat itu ia di berikan sebuah nama oleh seorang pimpinan pondok pesantren. Nama Muhammad Ridwan Al Fasabi adalah nama yang di berikan kala itu, selain nama, Iwan Fals juga mendapatkan sebuah lahan atau tanah wakaf yang di gunakan jika Iwan Fals ingin membuat sebuah pesantren.

3. OI bukanlah Singkatan "Orang Indonesia"

OI adalah komunitas terbesar di Indonesia. Komunitas OI berada di bawah asuhan Yayasan Orang Indonesia, jadi banyak orang menganggap kalo OI itu bermakna "Orang Indonesia". Padahal kenyataannya nama OI berasal dari kalimat iwan fals yang di gunakan untuk menyapa para fansnya yang tidak mungkin ia ketahui namanya satu persatu.

4. Pernah Mendirikan Partai

Iwan Fals pernah mendirikan partai pada tahun 1998. Partai tersebut bernama Partai Tikus Got. Nama yang unik tersebut terinspirasi dari kehidupan tikus got yang hidup di tempat kumuh, kotor, bau namun tetap berkembang biak meskipun terus di bunuh dan di buru. Namun sayang partai tersebut tidak pernah di daftarkan untuk ikut dalam pesta demokrasi.

5. Mengharamkan Brand Produk di Atas Panggung.

Iwan Fals sangat tidak memperbolehkan nama brand suatu produk ada di panggungnya, kalaupun ada itu hanya berada di bawah panggung, bahkan merk-merk alat-alat musik yang di gunakan di tutupi dengan Lapban. Iwan Fals memegang teguh prinsip Panggung Adalah Wilayah Seniman. hal itu juga lah yang membuat ia berbeda dengan seniman-seniman lainnya.

6. Lupa Memainkan Harmonika pada lagu Manusia Setengah Dewa 

Lagu Manusia Setengah Dewa yang juga menjadi nama album "Manusia Setengah Dewa" yang di produksi pada tahun 2003 ternyata memiliki sebuah cerita. Lagu tersebut sebenarnya selain di iringi dengan gitar juga di iringi dengan permainan harmonika,namun hal itu di sadari setelah album di produksi dan di pasarkan. Namun hal itu tetap membuat lagu tersebut tetap enak untuk di dengarkan.

7. Pernah Berniat Membakar Album Hijau

Album Hijau yang di produksi oleh Pro Sound pada tahun 1992 ternyata menyimpan beberapa konflik. Iwan Fals pernah mengancam akan membakar album Hijau, hal itu ia lakukan karena beberapa persyaratanya tidak di penuhi.

8. Menolak Di Foto Pada Album Hijau

Konflik pada album Hijau telah di selesaikan, namun Iwan Fals kembali berulah, ketika ia akan di foto oleh Dik Doank untuk di jadikan cover album ia malah tidak berpose sesuai dengan arahan. Ia malah melingkarkan jarinya ke mata seolah meneropong ke arah kamera. Hal itu membuat Dik Doank geleng-geleng kepala, "Mau di poto kok malah ngelede" tutur Dik Doank.

9. Salah Tulis Pada Album Sumbang

Pada Album Sumbang, terdapat sebuah judul lagu "Jendela Kelas 1", ternyata judul lagu tersebut sebenarnya adalah "Jendela Kelas", dan nomor 1 itu adalah nomor urut lagu. Namunmeskipun begitu lagu tersebut malah booming dan lebih di sukai dengan judul tersebut.

10. Tidak Ada Lagu "Anissa" dalam Album "Aku Sayang Kamu"

Pada cover album "Aku Sayang Kamu" terdapat lagu Anissa dalam daftar lagu, tapi ternyata lagu tersebut tidak ada dalam kaset. Lagu Anissa memang sudah di rekam dan akan di masukan dalam
album "Aku Sayang Kamu", namun mereka lupa memasukan lagu tersebut.

11. Membintangi Film Dengan Rekor Proses Produksi Terlama

Film yang berjudul "Ketata Takwa" yang di garap oleh Eros Djarot dan Gatot Prakosa ternyata memecahkan rekor sebagai Film Dengan Proses Produksi Terlama di Indonesia, yaitu selama 17
tahun,dari tahun 1991 hingga tahun 2008.

12. Pemilik Rekor Konser Dengan Penonton Terbanyak

Konser bertajuk Kentata Takwa yang di gelar di Gelora Bung Karno pada tahun 1991 di nobatkan
sebagai konser musisi dalam negri terbesar sepajang masa. Sekitar 150.000 orang lebih hadir
dalam konser tersebut.

13. Pernah Memukul Penggemar

Meskipun Iwan Fals di kenal sebagai musisi yang sangat menghargai Fansnya, ternyata Iwan Fals
juga pernah memukul fansnya. Hal itu terjadi pada tahun 1998 pada sebuah konser berjudul Ketata
Takwa - Samsara, pada saat itu lagu Iwan Fals dkk sedang menyanyikan lagu Asmaragama, situasi saat itu sudah tak terkendali karena minimnya aparat keamanan, puluhan penggemar naik panggung untuk memeluk para idolanya, merasa terganggu, Iwan yang pada saat itu sedang menyanyi kontan saja langsung memukul salah satu fans, kontan saja fans tersebut langsung tersungkur dan segera menepi dan tahu diri.

14. Asal Usul Memakai Peci Pada Konser Kemanusiaan di Lebak Bulus.

Saat akan naik panggung Iwan Fals akan mengikat rambut dengan karet, dua kali karet putus. Saat
akan mengikat dengan karet ketiga dia berkata, “kalo ini putus lagi berarti karena kalian”, kepada
penonton. Karet pun putus dan disambut teriakan histeris dari penonton. Akhirnya salah seorang
panitia meminjamkan peci yang dikenakan sepanjang konser. Kata-kata yang masih teringat adalah saat terjadi sedikit kericuhan.Iwan Fals berteriak, “ sambil nunggu magrib jangan berkelahi! ”

15. Atlit Karate

Di masa muda, Iwan pernah menjadi juara dua nasional kejuaraan karate tingkat nasional. Ia bahkan pernah menjadi pelatih karate di Sekolah Tinggi Publisistik. Kini, Iwan adalah penyandang Dan-IV Karate aliran Wado-ryu (meski ada yang menyatakan aliran Amura, yang merupakan anak aliran Wado-ryu). Di rumahnya, Leuwinanggung, Iwan cukup sering menggelar latihan karate bersama.

Senin, 01 Agustus 2016

uniknya kelahiran semua anak Iwan Fals

UNIKNYA SI TIGA RAMBU


GALANG RAMBU ANARKI

TIGA RAMBU
ANNISA CIKAL RAMBU BASSAE
RAYA RAMBU RABBANI



sobat Oi pasti sudah tahu kan anak pertama iwan fals yang bernama Galang Rambu anarki....?
dia adalah anak kesayangan sang maestro iwan fals lahir awal Januari 1982,
namun Tuhan telah menakdirkannya dia wafat.....
sehingga Iwan Fals awalnya tidak percaya akan apa yang terjadi,
karena almarhum Galang Rambu Anarki adalah anak kesayanggan.
Anak yang kedua adalah perempuan yang bernama Cikal,nama lengkapnya adalah,
Annisa Cikal Rambu Basae yang lahir sama di bulan itu tanggal 13 Januari 1985.
Dan yang terakhir adalah Raya Rambu Rabbani lahir tanggal 22 Januari 2003
anak ketiga dari pasangan iwan fals dan mbak Yoss,
"Mas Galang dan Mbak cikal Lahir Januari Juga padahal Papa Mama mu virgo dan Libra..."
itulah sebait lirik lagu Raya album terbaru iwan fals,dan semuanya di bikin lagu oleh bang iwan fals,
galang rambu anarki, terus cikal juga dibikin lagu,
uniknya lagi Raya juga lahir di Bulan Januari tepatnya tanggal 22 januari 2003.
selain uniknya kelahiran ketiga anak Iwan Fals tersebut,
Juga ada keajaiban dari Lahirnya Raya Rambu Rabbani Anak ke 3 ini lahir 22 januari 2003,
yaitu sama seperti lagu Iwan Fals yang Berjudul 22 januari yang bernuansa romantis,
Liriknya pun dibuat berkesinambungan seperti sebuah cerita pendek.
Ketika tiba di bagian lirik "mendung yang selalu datang" dan "sebentar lagi hujan",
hawa seperti itulah yang dirasakan oleh pendengar seperti apa pun cuacanya.
dan komposisi ditulis sendiri oleh Iwan Fals.
Ia merilisnya di bawah bendera Musica Studios bersama dengan album Sarjana Muda
Dari bait ke bait, lagu ini seolah menceritakan kegalauan sang musisi di kala itu.
Tapi berbeda dengan tema lagu-lagu galau di masa kini,
Iwan Fals saat itu lebih bisa menyampaikan perasaan galaunya
uniknya kelahiran semua anak iwan fals antara lain,,,
mereka lahir dengan bulan yang sama....
GALANG RAMBU ANARKI : lahir tanggal 01 Januari 1982
ANNISA CIKAL RAMBU BASSAE : lahir tanggal 3 Januari 1985
RAYA RAMBU RABBANI : lahir tanggal 22 Januari 2003

Sabtu, 30 Juli 2016

Kisah Lahir Dan Wafatnya Galang Rambu Anarki (Anak Iwan Fals)

Meninggalnya Galang Rambu Anarki

Sabtu, 26 April 1997



‘’Galang Datang dan Pergi Menjelang Pemilu, Iwan Fals Berduka’’


‘’Galang Rambu Anarki anakku
lahir awal Januari
menjelang Pemilu ...
Tangisan pertamamu ditandai BBM melambung tinggi
Maafkan kedua orang tuamu kalau tak mampu beli susu ...
Cepatlah besar matahariku
menangislah yang keras janganlah ragu
hantamlah congkaknya dunia buah hatiku
doa kami di nadimu‘’



1 Januari 1982 Iwan Fals menyambut kehadiran anak pertamanya, Galang Rambu
Anarki, dengan kegetiran. Lewat lagu Galang Rambu Anarki, Virgiawan
Listanto -- nama lengkap Iwan -- bertutur tentang potret
ketidakberdayaannya bersama Rosana, istrinya.


"Harga-harga waktu itu naik semua, sementara istriku perlu biaya. Aku
hanya bisa menangis. Aku pun merasa perlu menyandarkan harapan kepada
anakku, minta tolong padanya," tutur Iwan suatu kali, ketika menceritakan
riwayat lagu itu.

"Anak bagiku adalah titipan Tuhan, milik Tuhan," lanjutnya.

Kini, anak yang didamba menjadi sandaran harapan dan pertolongannya itu
telah kembali kepada Tuhan. Ia datang dan pergi menjelang pemilu. Dalam
usia yang sangat muda, Galang meninggal mendadak di rumah Iwan, Jl.
Perkici-14 Blok E-B5 No. 69 Bintaro Jaya Jakarta Selatan.

Ia meninggalkan kedua orang tuanya, adiknya (Annisa Cikal Rambu Basae),
neneknya yang mendapat kado ulang tahun sebuah lagu ciptaannya. Ia juga
meninggalkan segepok mimpi: mimpi memiliki mobil karavan yang bisa untuk
berekreasi bersama keluarga, mimpi menjadi astronot, hingga mimpi menjadi
musisi yang diyakini bisa menyaingi popularitas sang bapak, Iwan Fals.

"Galang ingin menciptakan musik sendiri. Galang adalah Galang dan bukan
Iwan Fals," kata Fauzi Aldino Albar, anak Achmad Albar, teman Galang yang
selama dua tahun bergabung bersama dalam kelompok musik Orange Rolls.

Kepergian Galang terbilang mengejutkan. Kelly Bayu Saputra, sepupu Galang,
bertutur, Kamis malam (24/4) sekitar pukul 19.00 Galang memintanya untuk
mengantarkan pergi. "Namun karena melihat saya kecapekan, dia tak tega.
Lalu ia memutuskan pergi naik ojek. Dan sekitar pukul 23.00 ia pulang,"
katanya.

Dan ketika membangunkan Galang, Jumat pagi, Kelly mendapati Galang telah
meninggal. "Saya tak bisa menjelaskan bagaimana posisinya," ujar Kelly.

Menurut keterangan keluarga, Galang meninggal sekitar pukul 03.00 dini
hari. Kelly mengaku tak tahu penyebabnya, sementara menurut salah seorang
kerabat Iwan, Galang meninggal karena gangguan asma.

Dan hingga usai pemakaman, Yos -- nama panggilan Rosana -- dan Iwan tak
banyak berkata-kata. Mereka belum bisa memberikan komentar mengenai
kematian Galang. "Saya belum bisa memberikan penjelasan sekarang," kata
Yos lirih.

Tangis terus mengalir sejak disembahyangkan di Masjid Bintaro Sektor-9
usai salat Jumat hingga dibawa ke Desa Leuwi Gunung, Cimanggis untuk
dimakamkan, melalui upacara yang serba cepat, sekitar pukul 15.00 WIB.

Setiawan Djody di tengah sekitar 100 pelayat menyampaikan kata perpisahan,
melepas kepergian anak sulung dari dua bersaudara itu. "Galang selama ini
seperti anak saya sendiri. Dinihari tadi pukul tiga, dia meninggal. Jodoh,
hidup, dan mati semuanya Tuhan yang mengatur," tutur Djody.

Iwan, usai menebar bunga di atas gundukan tanah merah yang setengah basah
itu, menjauh dan duduk menyendiri. Air matanya meranting. Tatkala Djody
mendekat, Iwan menyandarkan kepalanya ke pundaknya. Sementara Yos dan
Cikal terus menabur bunga di atas gundukan tanah itu. Ine Febriyanti --
teman dekat Galang -- menciumi batu nisan yang tertancap di atas pusara
Galang. Galang, menurut Kelly orangnya baik dan tak seperti yang dikira
orang. "Bila kenal dari dekat orangnya sangat memperhatikan keluarga,"
kata Kelly. "Dia tak seperti yang dibayangkan orang." "Ia pendiam dan
mandiri. Ia telah merancang rekaman, memimpin band sendiri, dan ingin
meniti karier tanpa pengaruh bapaknya," kata Fauzi yang terakhir bertemu
Galang tiga pekan lalu....

Kamis, 28 Juli 2016

history babeh iwan

Iwan Fals yang bernama lahir Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 53 tahun) adalah seorang Penyanyi beraliran Balada, Pop, Rock, dan Country yang menjadi salah satu legenda di Indonesia.

KARIER

      Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia pada akhir tahun 70'an hingga sekarang, kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Namun, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain. Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional dan Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga. Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan OI. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui di setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke mancanegara.

BIOGRAFI

Masa kecil Iwan Fals atau yang biasa kita kenal sebagai Iwan dihabiskan di Bandung, kemudian di Jeddah, Arab Saudi, selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah di usianya yang ke-13 tahun, saat Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda atau belum tua bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalam paduan suara sekolah. Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi Bahfen, dan Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Album ini sekarang menjadi buruan para kolektor serta fans fanatik Iwan Fals. Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, dan Nana Krip serta diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri. Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah-rumah satu demi satu, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Ia kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan. Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal kariernya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan terhadap pemerintah. Beberapa lagu itu bahkan bisa dikategorikan terlalu keras pada masanya, sehingga perusahaan rekaman yang memayungi Iwan Fals enggan atau lebih tepatnya tidak berani memasukkan lagu-lagu tersebut dalam album untuk dijual bebas. Belakangan Iwan Fals juga mengakui kalau pada saat itu dia sendiri juga tidak tertarik untuk memasukkan lagu-lagu ini ke dalam album. Rekaman lagu-lagu yang tidak dipasarkan tersebut kemudian sempat diputar di sebuah stasiun radio yang sekarang sudah tidak mengudara lagi. Iwan Fals juga pernah menyanyikan lagu-lagu tersebut dalam beberapa konser musik, yang mengakibatkan dia berulang kali harus berurusan dengan pihak keamanan dengan alasan lirik lagu yang dinyanyikan dapat mengganggu stabilitas negara. Beberapa konser musiknya pada tahun 80'an juga sempat disabotase dengan cara memadamkan aliran listrik dan pernah juga dibubarkan secara paksa hanya karena Iwan Fals membawakan lirik lagu yang menyindir penguasa saat itu. Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu Demokrasi Nasi dan Pola Sederhana juga Mbak Tini pada sebuah konser di Pekanbaru. Sejak kejadian itu, Iwan Fals dan keluarganya sering mendapatkan teror.Hanya segelintir fans fanatik Iwan Fals yang masih menyimpan rekaman lagu-lagu ini, dan sekarang menjadi koleksi yang sangat berharga. Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karier Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia. Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan di sela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personel SWAMI. Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser. Menariknya, dalam seluruh alat musik yang digunakan baik oleh Iwan fals maupun band-nya pada setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada panggung yang menjadi dunianya, Iwan Fals tidak pernah mengizinkan ada logo atau tulisan sponsor terpampang untuk menjaga idealismenya yang tidak mau dianggap menjadi wakil dari produk tertentu. Keluarga Iwan lahir dari pasangan Lies Suudijah asal Tasikmalaya (ibu) dan (alm) Kolonel Anumerta Sucipto asal Jawa merupakan anak petinggi di pabrik Gula Kalibagor, Jawa Tengah. (ayah). Iwan menikahi Rosana yang akrab disapa "Mbak Yos" pada tahun 1980, hasil dari pernikahannya Iwan memiliki tiga anak yaitu, (alm) Galang Rambu Anarki (1 Januari 1982 - April 1997), Annisa Cikal Rambu Bassae (1985), dan Raya Rambu Rabbani (22 Januari 2003). Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trademark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok BUNGA dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya tahun 1997. Setelah Meninggalnya Galang Rambu Anarki lalu Iwan Fals Mendirikan Sebuah Ormas Berbentuk Fans yaitu OI (Orang Indonesia) Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini, yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1982 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1982). Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Sebelumnya Cikal juga pernah dibuatkan lagu dengan judul Anisa pada tahun 1986. Rencananya lagu ini dimasukkan dalam album Aku Sayang Kamu, namun dibatalkan. Lirik lagu ini cukup kritis sehingga perusahaan rekaman batal menyertakannya. Pada cover album Aku Sayang Kamu terutama cetakan awal, pada bagian penata musik masih tertulis kata Anissa. Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Kp. Leuwinanggung No. 19 Tapos, Depok Jawa Barat. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri. Pada tahun 1999, Iwan berkolaborasi dengan Farid Bento. Pada tahun 2002, Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri. Dia pun mulai bangkit dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kehilangan Galang. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Ros) juga ikut menyumbangkan suaranya. Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusik Iwan Fals terasa berbeda. Dia tidak segarang dan tidak seliar dahulu. Lirik-lirik lagunya lebih mendalam dan religius.Iwan Fals juga sempat membawakan lagu-lagu bertema cinta baik karangannya sendiri maupun dari orang lain. Pada tanggal 22 Januari 2003, Iwan Fals dianugerahi seorang anak lelaki yang diberi nama Raya Rambu Rabbani. Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti almarhum Galang Rambu Anarki dan banyak memberi inspirasi dalam dunia musik seorang Iwan Fals.[butuh rujukan] Di luar musik dan lirik, penampilan Iwan Fals juga berubah total. Saat putra pertamanya meninggal dunia, Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul. Sekarang dia berpenampilan lebih bersahaja, rambut berpotongan rapi disisir juga kumis dan jenggotnya dihilangkan. Dari sisi pakaian, dia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukkan pada setiap kesempatan tampil di depan publik, sangat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal. Peranan istrinya juga menjadi penting sejak putra pertamanya tiada. Rosana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen (IFM), Fals lebih profesional dalam berkarier. Pendidikan SMPN 5 Bandung, Jawa Barat SMAK BPK Bandung STP (Sekolah Tinggi Publisistik, sekarang IISIP) Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Diskografi Tidak seluruh album yang dikeluarkan Iwan Fals berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir, Iwan Fals sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Pada tahun-tahun terakhir ini pula Iwan Fals lebih banyak memilih berkolaborasi dengan musisi muda berbakat. Banyak lagu Iwan Fals yang tidak dijual secara bebas. Lagu-lagu tersebut menjadi koleksi ekslusif para penggemarnya dan kebanyakan direkam secara live. Beberapa lagu Iwan Fals yang tidak dikomersialkan seperti lagu 'Pulanglah' yang didedikasikan khusus untuk almarhum Munir ternyata sangat digemari yang akhirnya direkam ulang dan dimasukkan ke dalam album 50:50 yang beredar pada tahun 2007. Fans Keluarga Besar Iwan Fals
1. Fals Mania FC-SI (Fama)
2. Ormas Oi (Oi)
3. Komunitas Tiga Rambu (K3R)
Album Amburadul (1975)
Yang Muda Yang Bercanda I (1978)
Yang Muda Yang Bercanda II (1978)
Canda Dalam Nada (1978)
Canda Dalam Ronda (1979)
Perjalanan (1979)
3 Bulan (1980)
Sarjana Muda (1981)
Opini (1982)
Sumbang (1983)
Barang Antik (1984)
Sugali (1984)
KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan)(1985)
Sore Tugu Pancoran (1985)
Aku Sayang Kamu (1986)
Ethiopia (1986) Lancar (1987)
Wakil Rakyat (1987) 1910 (1988)
Mata Dewa (1989)
Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu
(1989) Swami I (1989)
Kantata Takwa (1990)
Cikal (1991)
Swami II (1991)
Belum Ada Judul (1992)
Hijau (1992)
Dalbo (1993)
Anak Wayang (1994)
Orang Gila (1994)
Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996)
Kantata Samsara (1998)
Best of the Best Iwan Fals (2000)
Suara Hati (2002)
In Collaboration with (2003)
Manusia Setengah Dewa (2004)
Iwan Fals in Love (2005) 50:50 (2007)
Untukmu Terkasih (2009) - mini album Keseimbangan - Iwan Fals (2010)
Tergila-gila (2011)
Kantata Barock (2012)
Raya (2013) Palestina (2014)
Single Serenade (bersama Ritta Rubby) (1984)
Kemesraan (bersama artis Musica) (1988)
Percayalah Kasih (bersama Jockie Surjoprajogo dan Vina Panduwinata) Terminal (bersama Franky S.) (1994)
Mata Hati (bersama Ian Antono) (1995)
Orang Pinggiran (bersama Franky S.) (1995)
Katakan Kita Rasakan (bersama artis Musica) Di Bawah Tiang Bendera (bersama artis Musica) (1996) Haruskah Pergi (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
Selancar (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
Tanam Tanam Siram Siram (Kampanye Indonesia Menanam) (2006)
Marilah Kemari (Tribute to Titiek Puspa) (2006)
Aku Milikmu (Original Soundtrack Lovers/Kekasih) (2008)
 Single Hits yang dibawakan penyanyi lain Maaf (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
Belailah (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
Trauma (dibawakan oleh God Bless) (1988)
Damai yang Hilang (dibawakan oleh God Bless) (1988)
Orang dalam Kaca (dibawakan oleh God Bless) (1988)
Pak Tua (dibawakan oleh grup band Elpamas) (1991)
Oh (dibawakan oleh Fajar Budiman) (1994)
Nyanyian Laut (dibawakan Nicky Astria) Menangis (dibawakan oleh Franky S.) Bunga Kehidupan (dibawakan oleh artis Musica) Album Kompilasi * Tragedi
1. Ada Lagi Yang Mati
2. Kuli Jalan
3. Puing
4. Columbia
5.Timur Tengah 1
6. Azan Subuh Masih Ditelinga
7. Timur Tengah II
8. Libur Kecil kaum Kusam
9. Berandal Malam Dibangku Terminal
10. Nelayan
11. Ethiopia
12. Celoteh Camar Tolol
13. 1910 * Banjo & Harmonika

1. Oemar Bakri
2. Obat Awet Muda
3. Ambulance Zig Zag
4. Barang Antik
5. Isi Rimba Tak Ada tempat Berpijak
6. Tarmijah & Problemanya
7. Ujung Aspal Pondok Gede
8. Opiniku
9. Tince Sukarti Binti Mahmud
10. Berapa
11. Nenekku Okem
12. Tante Lisa
13. Kota
14. Lancar
15. Kuli Jalan Celoteh-celoteh Celoteh-celoteh 2 Country Tembang Cinta (1990)
Akustik Akustik Ke-2 (1997)
Salam Reformasi (1998)
Salam Reformasi 2 (1999)
Prihatin (2000)
Lagu yang tidak beredar Demokrasi Nasi (1978)
Semar Mendem (1978)
Pola Sederhana (Anak Cendana) (1978)
Mbak Tini (1978)
Siti Sang Bidadari (1978)
Kisah Sapi Malam (1978)
Mince Makelar (1978)
 Luka Lama (1984)
Anissa (1986)
Biarkan Indonesia Tanpa Koran (1986)
Oh Indonesia (1992) I
melda Mardun (1992)
Maumere (1993)
Joned (1993)
Mesin Mesin Pembunuh (1994)
Suara dari Jalanan (1996)
Demokrasi Otoriter (1996)
Pemandangan (1996)
jambore Wisata (1996)
Aku Tak Punya Apa-Apa (1997)
Cerita Lama Tiananmen (1998)
Serdadu dan Kutil (1998)
15 Juta (1998)
Mencari Kata-Kata (1998)
Malam Sunyi (1999)
Sketsa Setan yang Bisu (2000)
Indonesiaku (2001)
Kemarau (2003)
Lagu Sedih (2003)
Kembali ke Masa Lalu (2003)
Harapan Tak Boleh Mati (2004)
Saat Minggu Masih Pagi (2004)
Repot Nasi/Sami Mawon (2005)
Hari Raya Bumi (2007)
Berita Cuaca (2008)
Paman Zam Kapal Bau Pesing Makna Hidup Ini Selamat Tinggal Ramadhan Nyatakan Saja Berputar Putar Air dan Batu Lagu Pegangan Semut Api dan Cacing Kecil Kata-Kata Peniti Benang Pukul Dua Malam Curiga Penjara Belatung Dulu Sekarang dan Selama Nya Bunga Kayu Di Beranda Nyanyian Sopir Bunga Hitam Aku Bergelora Suara dari Jalanan Pepaya Ibuku Matahariku Si Gembala Sapi (Babadotan) Harapan Tak Boleh Mati Oh Bersatulah Join In Jeans & Jackets Indonesia Pusaka Pondokku Reformasi Tuhan Kasih Jangan Kau Pergi (Ft. Bunga) Gila (Ft. Bunga) Maling Budiman Serpihan Surga Pagar Alam Tanah Air Udara dan Api (live) Komunitas Tiga Rambu (live) Birokrasi Semut Rumi Sang Pencerah (Juni 2011) Hentikan! (2011) Isyarat (2011) Gugusan Bintang (2011) Garong Wan Takuup (2011) Cenis Cenos (1990) Polteng "Polisi Tengik" (2012-Lagu Jamming bersama Komunitas OI yang belum sempat dire Filmografi Damai Kami Sepanjang Hari (1985) Kantata Takwa (film) (1990) Kekasih (2008) - cameo Penghargaan Juara I Festival Musik Country (1980). Gold record, lagu Oemar Bakri, PT Musica Studio's. Silver record, penyanyi & pencipta lagu Ethiopia, PT Musica Studio's. Penghargaan prestasi artis HDX 1987 - 1988, pencipta lagu Buku Ini Aku Pinjam. Penyanyi Pujaan, BASF, (1989). The best selling, album Mata Dewa, BASF, 1988 - 1989. Konser Dengan Penonton Terbesar Sepanjang Masa Tahun (1991) di Stadion Utama Gelora Bung Karno senayan. Tercatat 150.000 Penonton Memadati Stadion. Bahkan Ada yang Naik ke Atap Stadion. Penyanyi rekaman pria terbaik, album Anak Wayang, BASF Award XI, 18 April 1996. Penyanyi solo terbaik Country/Balada, Anugrah Musik Indonesia - 1999. Presents This Certificate To Iwan Fals In Recognition Of The Contribution To Cultural Exchange Between Korea and Indonesia, 25 September 1999. Penyanyi solo terbaik Country/Balada AMI Sharp Award (2000). Video klip terbaik lagu Entah, Video Musik Indonesia periode VIII - 2000/2001. Triple Platinum Award, Album Best Of The Best Iwan Fals, PT Musica Studio's - Juni 2002. Pada 29 April 2002 Iwan Fals di Nobatkan Sebagai Asian Heroes yaitu Sebagai Salah Satu “Pahlawan Besar Asia”, 6th AMI Sharp Award, album terbaik Country/Balada. 6th AMI Sharp Award, artis solo/duo/grup terbaik Country/Balada. Pemenang video klip terbaik edisi - Juli 2002, lagu Kupu-Kupu Hitam Putih, Video Musik Indonesia, periode I- 2002/2003. Penghargaan album In Collaboration with, angka penjualan di atas 150.000 unit, PT Musica Studio's - Juni 2003. Triple Platinum Award, album In Collaboration with, angka penjualan di atas 450.000 unit, PT Musica Studio's - November 2003. 7th AMI Award 2003, Legend Awards. 7th AMI Award 2003, Penyanyi Solo Pria Pop Terbaik. Penghargaan M Indonesia 2003, Most Favourite Male. SCTV Music Award 2004, album Ngetop! (pop) In Collaboration with. SCTV Music Award 2004, Penyanyi Pop Ngetop. Anugrah Planet Muzik 2004. Generasi Biang Extra Joss - 2004. 8th AMI Samsung Award, Karya Produksi Balada Terbaik. SCTV Music Award 2005, album pop solo ngetop Iwan Fals In Love. With The Compliment Of Metro TV. Partisipasi dalam acara konser Salam Lebaran 2005, PT Gudang Garam Indonesia. 6 Album Iwan Fals Swami, Sarjana Muda, Kantata Takwa, Mata Dewa, Orang Gila, Aku Sayang Kamu! Masuk dalam 150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa pada Tahun (2007) Mendapatkan Talk Less Do More Award sebagai salah satu Class Music Heroes 2009. Lagunya bersama {Swami} yang berjudul [Bongkar] menerima penghargaan 150 lagu terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone peringkat 1. Penghargaan Satyalancana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia (2010) Iwan Fals Dianugrahi bintang Satyalencana Kebudayaan 2010. Mereka dinilai berjasa mengembangkan dan melestarikan budaya. Soegeng Sarjadi Awards on Good Governance Katagori Masyarakat Sipil yang Memberikan Banyak sumbangsih pemikirannya lewat lagu-lagu pro demokrasi (2012) Penghargaan "LIFETIME ACHIEVEMENT AWARDS" The Legend Iwan Fals 40 Tahun Berkarya di Dunia Musik Indonesia dari NET. di Indonesian Choice Awards (2014) Iklan TOP Coffee bersama Nikita Willy dan Samuel Zylgwyn TVS Motor Pranala luar (Indonesia) ( Official Site ) - Iwan Fals (Indonesia) ( Official Site ) - Iwan Fals TV (Indonesia) ( Official Site ) - Kp. Leuwinanggung No. 19 Tapos, Depok Markas Besar Iwan Fals (Indonesia) ( Official Site ) - KELUARGA BESAR IWAN FALS ORMAS OI FALS MANIA FCSI & KOMUNITAS TIGA RAMBU (Indonesia) ( Unofficial Site ) - Iwan Fals Mania (Inggris) Time Asia: Asian Heroes - Iwan Fals (Indonesia) Profil di KapanLagi.com (Indonesia) Lagu Indonesia Terbaru (Indonesia) Lagu Barat Terbaru (Indonesia) Profil dan Koleksi Lirik Lagu Iwan Fals

Jumat, 15 April 2016

ALBUM-ALBUM IWAN FALS

ALBUM-ALBUM IWAN FALS

Untuk para Fals Mania yang ingin mencari kumpulan Album Iwan Fals
terlengkap dari awal ampek paling terakhir beserta cord gitarnya disinilah tempatnya.
Perhatian : Klik Judul Album untuk daftar detail lagu dan liriknya beserta cord nya


Album Dibawah tiang Bendera

Album ini diedarkan oleh LHI (Lembaga Humor Indonesia) dibawah bendera ABC records.
Ini adalah album yang diisi rekaman live pemenang lomba musik dan baca humor yang diadakan oleh LHI.
Pengisinya adalah GM selo, Thomb Tum [komar cs], PSP, Kwartet S (surabaya).
Meskipun Iwan Fals juga menjadi pemenang lomba musik humor, namun dalam album ini dia belum ditampilkan.
Album ini sangat langka dan sepertinya sudah tidak ada lagi dipasaran.


Yang Muda Yang Bercanda II (1980)

Ini merupakan sambungan dari jilid pertama yang merupakan satu kesatuan,
isinya masih sama yaitu rekaman live peserta lomba musik dan baca humor yang diadakan oleh LHI.
Artis pendukung yang tertulis dalam sampul album ini antara lain Klombhoor’s Group, Tom Slepe,
“IWAN FALSE” (begitulah nama yang dipakai Iwan Fals pada album ini), Yusuf Lubis, dan mc Otong Lenon.
Iwan Fals disini menyanyikan lagu antara lain ‘Frustasi’ dan ‘Imitasi’
versi live sama persis dengan rekaman yang sekarang beredar dalam album Frustasi kopian baru.

Album ini tidak terlalu dikenal karena pada saat itu hanya beredar terbatas dan kurang promosi.


Canda Dalam Nada (1979)

Sesuai dengan janjinya, pemenang lomba musik humor akan dibuatkan album sendiri.
LHI bersama ABC records menerbitkan album solo ini dari rekaman live pada acara lomba.
Pada album ini nama Iwan Fals dirubah, kalau sebelumnya memakai nama ‘Iwan False’,
diganti menjadi ‘IWAN FALES’. Pada side A berisi lagu-lagu Iwan Fals seperti
‘Generasi Frustasi’, ‘Dongeng Tidur’, ‘Imitasi’, ‘Kisah Motorku’ dan ‘Johni Kesiangan’.
Pada side B diisi dengan lagu ‘Pengamen’ dan ‘Jaman Edan’ dari Tom Slepe juga lagu
‘Pie-Pie’ serta ‘Disco Cangkeling’ dari Pusaka Jaya.

Penjualan album ini sangat kecil , karena pada saat itu
dianggap album rendahan yang disetarakan dengan album-album dangdut.


Canda Dalam Ronda (1979)

Dan pada album inilah debut Iwan Fals dimulai.
Masih bersama ABC records, Iwan diberikan sebuah album penghargaan
karena dia telah memenangi lomba musik humor.
Album ini hanya berisi 4 buah lagu yang diambil dari album Canda Dalam Nada
yang semuanya dinyanyikan oleh Iwan Fals dan dibantu GM Selo (Gerak Musik Seloroh)
juara lomba lawak mahasiswa yang anggotanya adalah Pepeng, Krisna Abu,
Bang Nana, Mas Taufik. Nama Iwan Fals disini ditulis dengan ejaan “Iwan Fales”.
Dan cover album ini yang berupa karikatur digambar oleh Dwi Koen seorang kartunis
yang terkenal dengan tokoh karikatur Panji Koming.
Semua debut Iwan Fals bersama ABC records tidak lepas dari peran Arwah Setiawan.


Perjalanan (Kelompok Amburadul) (1979)

Bersama grup bandnya yang bernama Amburadul,
dapat dikatakan ini adalah album pertama Iwan Fals,
seluruhnya berisi lagu baru dengan single hits lagu ‘Perjalanan’.
Album ini dikerjakan dengan profesional. Aroma Bob Dylan sangat kental disini
ditambah dengan suara Iwan yang ‘nyempreng’ dan irama country ballads
sangat sesuai dengan lirik yang sangat sosial.
Pada album ini nama Helmie dan Totok Gunarto bernyanyi
pada beberapa lagu seperti Alasan, Ibu, Gaya Travolta dan Inspirasi.
Namun sayangnya album ini dapat dibilang gagal dipasaran.
Album ini adalah lanjutan dari kontrak dengan LHI
untuk mengorbitkan pemenang lomba musik humor.
ABC records rupanya masih ragu-ragu mengorbitkan Iwan Fals
yang menyanyikan lagu dengan lirik sosial,
karena pada saat itu yang memiliki nilai jual tinggi
adalah lagu-lagu yang bernuansa cinta.
Lagu-lagu dalam album ini adalah ‘Perjalanan’, ‘Aku Berjalan’,
‘Pemborong Jalan’, ‘Mak’, ‘Wanita Tiruan’, ‘Bencana Alam’, ‘Alasan’,
‘Inspirasi’, ‘Gaya Travolta’, ‘Ibu’


3 Bulan (1980)

Album ini berisi lagu baru yaitu ‘3 Bulan’ dinyanyikan oleh Iwan Fals,
‘Tengkulak’ oleh Totok Gunarto, ‘Model Gombrang’ juga oleh Totok Gunarto
dan ‘Surat Dari Paman Di Desa’ oleh Helmie. Selebihnya diisi lagu-lagu
dari album ‘Perjalanan’.


Sebenarnya meski kadang Iwan Fals di beberapa albumnya
yang meluncur hanya terdapat sekitar 2 ataupun 3 lagu
namun tidak menjadi berkurangnya antusias penggemarnya untuk mengoleksinya.
Karena memang salah satu ciri lagu lagu Iwan Fals adalah tak mudah bosan
untuk dinyanyikan meski bukan pada era atau jamannya.


Sarjana Muda (1981)

Album ini dapat dibilang adalah awal karir Iwan Fals di dunia musik profesional Indonesia.
Setelah kontrak dengan ABC records selesai,
Musica rupanya mencium bakat Iwan yang dapat dikembangkan,
lantas Musica meneken kontrak dengan Iwan Fals.
Album perdana Iwan Fals bersama Musica Studio’s benar-benar dikerjakan secara serius.
Lihat saja musisi pendukungnya bukan orang sembarangan.
Music director dikerjakan oleh Willy Soemantri, didukung oleh Amir Katamsi,
Luluk Purwanto dan yang hebat lagi Idris Sardi menjadi bintang tamu
mengisi suara biola pada lagu ‘Guru Oemar Bakrie’.
Begitu beredar, album ini langsung menjadi pembicaraan.
Masyarakat Indonesia yang pada saat itu kenyang disuguhi
lagu dengan nuansa cinta mungkin kaget mendengar lirik lagu
Iwan Fals yang bernuansa sosial yang sangat mewakili kehidupan masyarakat saat itu.
Tak lama kemudian album ini meledak dipasaran, hampir seluruh stasiun radio menjadikan lagu
‘Guru Oemar Bakrie’ pada puncak tanggal lagu mereka.
Album ini menjadi titik awal perubahan warna musik Indonesia.

Lagu yang ada pada album ini adalah ‘Sarjana Muda’, ‘Guru Oemar Bakrie’, ‘
Bung Hatta’, ‘Doa Pengobral Dosa’, ‘Si Tua Sais Pedati’, ‘Ambulance Zig Zag’, ‘
22 Januari’, ‘Puing’, ‘Yang Terlupakan’, ‘Bangunlah Putra Putri Pertiwi’.


Opini (1982)

Melanjutkan sukses album pertama dibawah bendera Musica,
album ini juga meraup untung besar.
Dengan musisi pendukung yang hampir sama, album ini menjadi lebih ‘nakal’ liriknya.
Lagu ‘Galang Rambu Anarki’ menyentuh emosi pendengarnya,
rupanya Iwan Fals pandai mengambil momen kenaikan harga BBM,
yang dianggap tinggi saat itu bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya,
menyebabkan harga-harga menjadi melonjak.
Keadaan seperti ini sangat mewakili emosi masyarakat saat itu,
sehingga begitu album ini beredar langsung meledak. Pantas saja,
karena hanya Iwan Fals yang memiliki keberanian menyuarakan protes secara vulgar
melalui lagu pada saat itu. Ada lagi lagu ‘Obat Awet Muda’
yang liriknya gamblang menceritakan perselingkuhan membuat panas telinga hidung belang,
juga lagu ‘Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’ yang sebenarnya lagu cinta,
namun oleh sebagian orang diartikan sebagai suatu penghinaan secara halus,
terhadap penguasa saat itu.
Kontroversi tersebut semakin membuat laku penjualan album ini

Sejak album ini beredar, konon Iwan Fals mulai diawasi dengan pemerintah saat itu (Soeharto).
Dan konon Iwan Fals sering didatangi oknum yang mengintimidasinya.

Lagu-lagu pada album ini adalah ‘Galang Rambu Anarki’, ‘Obat Awet Muda’, ‘
Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu’, ‘Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi’,
‘Sapuku Sapumu Sapu Sapu’, ‘Opiniku’, ‘Ambisi’, ‘Tak Biru Lagi Lautku’,
‘Tarmijah Dan Problemnya’.


Sumbang (1983)

Ian Antono dan Abadi Soesman menjadi musisi pendukung dalam album ini,
menjadikan warna baru dalam lagu-lagu Iwan Fals.
Lirik lagu Iwan sedikit melunak dan lebih banyak kearah percintaan,
namun tetap dalam lirik yang gamblang. Hanya lagu ‘Sumbang’,
yang lebih keras lirik protesnya. Sepertinya Iwan Fals memprotes tekanan pada dirinya,
setelah peredaran album ‘Opini’.
Lagu ini benar-benar lagu pemberontakan jiwa Iwan,
yang disajikan dengan lirik vulgar dan panas.
Musik yang ada sedikit ‘dangdut’ nya cepat diterima pendengar dan mudah diingat.
Dan ada lagu ‘Celoteh Camar Tolol Dan Cemar’
yang menceritakan tenggelamnya kapal penumpang Tampomas II.
Ada kesalahan cetak dalam album ini yaitu lagu “Jendela Kelas I’,
seharusnya judul hanya Jendela Kelas namun ketambahan angka I (satu),
maksudnya angka I (satu) tersebut adalah editing pertama.

Dan lagi-lagi album ini menjadi kontroversi,
dan Iwan tetap saja diawasi dengan pemerintah.

Album ini berisi lagu-lagu ‘Sumbang’, ‘Kereta Tiba Pukul Berapa’,
Semoga Kau Tak Tuli Tuhan’, ‘Puing’, ‘Jendela Kelas I’,
Berikan Pijar Matahari’, ‘Siang Pelataran SD Sebuah Kampung’,
Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira’, ‘Celoteh Camar Tolol Dan Cemar’.


Sugali (1984)

Lagu ‘Sugali’ menjadi hits, dikerjakan bersama Chilung Ramali,
menceritakan tentang preman yang menjadi target sasaran petrus (penembak misterius)
yang marak pada dekade 80-an.
Tetapi yang menjadi persoalan pada album ini yaitu adanya lagu ‘Serdadu’,
yang isinya bercerita tentang prajurit yang kurang diperhatikan kesejahteraannya,
yang gajinya dipotong oleh komandannya.
Lirik lagu ini mendapat perhatian oleh banyak petinggi ABRI (saat itu, sekarang TNI)
dan dianggap suatu pelecehan, namun kurang diekspos,
mungkin mereka takut terbuka kebenarannya.

Isi album ini adalah
Sugali
Rindu Tebal
Siang Seberang Istana
Serdadu
Nak
Berkacalah Jakarta
Maaf Cintaku
Tolong Dengar Tuhan
Azan Subuh Masih Ditelinga’.


Barang Antik (1984)

Bersama music director Willy Soemantri,
Iwan membuka diri menerima karya orang lain untuk dinyanyikan.
Hanya lagu ‘Jangan Bicara’ yang diciptakan oleh Iwan Fals.
Selebihnya diciptakan oleh Diat, Yoesyono, Chilung Ramali,
Jaya Susanto, Dama, Richard Kyoto, Tommy dan Marie, Willy dan Tommy.
Lagu ‘Barang Antik’ bercerita tentang angkutan tua (oplet),
yang tergusur dengan angkutan lain seperti bis,
mikrolet dan bajaj namun tetap beroperasi dipinggiran kota.
Lagu ‘Jangan Bicara’ menjadi kontroversi,
karena liriknya yang terlalu pedas bagi sebagian orang.
Tetapi masalah itu lagi-lagi tidak terekspos,
inilah pandainya pemerintahan saat itu yang rapi menutupi kesalahan,
agar tidak banyak orang memahami.
Dan hasilnya konon Iwan mendapat teguran keras dari pemerintah,
agar tidak menerbitkan karya yang menyinggung politik.

Lagu-lagu pada album ini
Barang Antik’,
Kumenanti Seorang Kekasih’,
Sunatan Masal’,
Jangan Bicara’,
Asmara Dan Pancaroba’,
Tante Lisa
Salah Siapa
Nyanyianmu
Jalan Yang Panjang Berliku
Neraka Yang Asyik


Sore Tugu Pancoran (1985)

Masih bersama Willy Soemantri, album ini meledak dipasaran.
Karena muncul bersamaan dengan film yang dibintangi Iwan Fals dengan judul,
‘Damai Kami Sepanjang Hari’.
Film ini bercerita tentang kehidupan pengamen yang menjadi sukses,
rekaman dan diisi dengan lagu-lagu Iwan.
Kurang lebih menceritakan kehidupan sesungguhnya Iwan Fals,
meskipun ada bumbu-bumbu pemanis sedikit.
Album ini secara tidak langsung dapat dikatakan menjadi soundtrack film tersebut.
Album ini seperti menjadi jawaban Iwan terhadap teguran pemerintah,
lirik dalam album ini biasa-biasa saja, tidak begitu menggigit,
seperti album terdahulu. Lebih banyak pada unsur komersil seperti percintaan,
namun itulah yang laku. Rupanya Musica ingin mengimbangi pasar,
yang saat itu memang sedang demam percintaan. Ada lagu yang sedikit ‘nakal’
namun hanya dirasakan sedikit orang yaitu lagu ‘Ujung Aspal Pondok Gede’
yang berkisah tentang penggusuran.
‘Sore Tugu Pancoran’ bercerita tentang anak sekolah yang menjadi penjual koran.
Jadi hanya menyentuh sedikit kalangan.
Tetapi lagu percintaan-lah yang menjadi hits di radio-radio,
seperti lagu ‘Yang Tersendiri’ karya Tommy dan Marie.

Lagu-lagunya adalah ‘
Sore Tugu Pancoran
Aku Antarkan
ujung Aspal Pondok Gede
Tince Sukarti Binti Machmud
Yang Tersendiri
Angan dan Ingin
Berapa
Damai Kami Sepanjang Hari
Intermezo
Cik’.


(KPJ) Kelompok Penyanyi Jalanan (1985)

Album ini dapat dibilang bagi-bagi rezeki antara Iwan Fals dengan kawan-kawannya sesama pengamen yang tergabung dalam Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ). Dengan menggunakan nama Iwan Fals yang sudah terkenal, KPJ membuat album ini didukung oleh Herry Lintauw, Anto Baret, Swartato, Eko Partiteur. Iwan sendiri hanya bernyanyi penuh pada lagu ‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, dan ‘Dua Menit Sepuluh Detik’. Sawung Jabo turut berpartisipasi dalam lagu ‘Penari Jalanan’.

Lagu yang ada pada album ini adalah ‘Kembang Pete’, ‘Kupaksa Untuk Melangkah’, ‘Senandung Istri Bromocorah’, ‘Kaum Urbanis’, ‘Krisis Pemuda’, ‘Serenade’, ‘Sumbang’, ‘Warijem Dan Tukiman’, ‘Penari Jalanan’, ‘Dua Menit Sepuluh Detik’.


Ethiopia (1986)

Diilhami dari bencana kelaparan di Ethiopia, album ini cukup laris dipasaran karena peredarannya sangat pas dengan momen tersebut. Ada lagu ‘Willy’ yang bercerita tentang sahabat Iwan yaitu WS.Rendra yang kabarnya mengasingkan diri karena dicekal oleh pemerintah sebab puisi-puisinya yang keras. Lagu ‘Tikus-Tikus Kantor’ yang liriknya menarik dan lucu sangat sesuai dengan kenyataan. Dan lagu ’14-4-84’, konon lagu ini sempat dilarang dinyanyikan oleh aparat kepolisian saat Iwan konser di Sumatera, terjadi perdebatan namun tetap dilarang dinyanyikan dengan alasan yang tidak jelas. Kalau diperhatikan lirik lagu ini hanya bercerita tentang cinta dan bangganya Iwan kepada istri dan anaknya. Sampai sekarang alasan pelarangan itu tidak jelas dan tidak masuk akal.

Album ini berisi lagu-lagu ‘Ethiopia’, ‘Sebelum Kau Bosan’, ‘Tikus Tikus Kantor’, ‘14-4-84’, ‘Willy’, ‘Entah’, ‘Kontrasmu Bisu’, ‘Berandal Malam Di Bangku Terminal’, ‘Lonteku’, ‘Bunga Bunga Kumbang Kumbang’.


Aku Sayang Kamu (1986)

Album ini meledak dipasaran karena lagu ‘Aku Sayang Kamu’ yang cocok dengan remaja yang sedang kasmaran, dan saat itu lagu-lagu cinta banyak yang ‘cengeng’, Iwan menciptakan lagu cinta dengan musik gembira dan lirik gamblang. Musik directornya Bagoes A.A., lagu-lagunya begitu nge-pop. Selama beberapa bulan lagu ini menduduki puncak tanggal lagu di radio-radio. Pada album ini sebenarnya sudah siap untuk dimasukkan lagu yang berjudul Annisa, Tetapi entah mengapa lagu yang berkisah tentang istri Iwan Fals yang sedang mengandung anak keduanya tidak jadi ditampilkan. Kemungkinan adalah begitu gamblangnya kata-kata pada lirik lagu ini yang cukup keras. Pada sampul album ini pada bagian penata musik, judul lagu dalam album ini Isinya adalah ‘Aku Sayang Kamu’, ‘Gali Gongli’, ‘Timur Tengah I’, ‘Jangan Tutup Dirimu’, ‘Selamat Tinggal Malam’, ‘Ya Hui Ha He Ha’, ‘Yayaya Oh Ya’, ‘Lho’, ‘Timur Tengah II’, ‘Kota


Lancar (1987)

Album ini dikerjakan Iwan bersama sahabat lamanya yaitu Dama Gaok dan Maman Piul. Hits ‘Lancar’, ‘Kereta Tua’ dan ‘Nenekku Okem’ memiliki irama country khas Iwan. Pada lagu ‘Yakinlah’ Iwan berduet dengan Elly Sunarya.

Lagu-lagu pada album ini adalah ‘Lancar’, ‘Kuli Jalan’, ‘Kereta Tua’, ‘Columbia’, ‘Yakinlah’, ‘Kota’, ‘Sentuhan’, ‘Cantik Munafik’, ‘Nelayan’, ‘Nenekku Okem’.Album ini dikerjakan Iwan bersama sahabat lamanya yaitu Dama Gaok dan Maman Piul. Hits ‘Lancar’, ‘Kereta Tua’ dan ‘Nenekku Okem’ memiliki irama country khas Iwan. Pada lagu ‘Yakinlah’ Iwan berduet dengan Elly Sunarya.

Lagu-lagu pada album ini adalah ‘Lancar’, ‘Kuli Jalan’, ‘Kereta Tua’, ‘Columbia’, ‘Yakinlah’, ‘Kota’, ‘Sentuhan’, ‘Cantik Munafik’, ‘Nelayan’, ‘Nenekku Okem’.


Wakil Rakyat (1987)

Album yang musiknya digarap Bagoes A.A. ini meledak dipasaran menjelang pemilu dan menimbulkan kontroversi yang hebat. Iwan kembali membangkang setelah sekian album melunak kembali dia menjadi ‘nakal’. Lagu ‘Wakil Rakyat’ yang mengisahkan wakil rakyat yang suka tidur waktu rapat ditanggapi sinis oleh penguasa. Lagu ini bahkan sempat di cekal tidak boleh ditayangkan di televisi karena dianggap mengganggu stabilitas politik. Namun Iwan dan Musica tidak kurang senjata, hits ‘Mata Indah Bola Pingpong’ menjadi cadangan yang tidak kalah larisnya. Radio-radio meletakkan lagu ini pada puncak tangga lagu Indonesia selama beberapa bulan. Juga ada lagu ‘Potret Panen’ yang berkisah tentang bencana hama wereng yang menghabiskan panenan padi petani.

Lagu-lagunya adalah ‘Mata Indah Bola Pingpong’, ‘Surat Buat Wakil Rakyat’, ‘Teman Kawanku Punya Teman’, ‘Emak’, ‘Potret Panen Mimpi Wereng’, ‘Diet’, ‘Libur Kecil Kaum Kusam’, ‘Dimana’, ‘Guru Zirah’, ‘PHK’.


Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu

Tidak ada lagu baru di album ini. Hanya lagu lama yang dinyanyikan ulang yaitu lagu ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Sebelum Kau Bosan’ dan ‘Aku Antarkan’. Selebihnya hanya lagu lama dan single ‘Kemesraan’ karya Franky S versi keroyokan dengan artis-artis Musica diikutkan dalam album ini. Music directornya Bagoes A.A. Pada album ini suara Iwan lebih berat dan tidak ‘nyempreng’ seperti sebelumnya. Disini Iwan mulai mengalami perubahan gaya vokal dan musik. Lagu ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’ mencetak hits, karena versi baru ini terus terang lebih enak didengar.

Lagu-lagunya adalah ‘Antara Kau Aku Dan Bekas Pacarmu’, ‘Yang Tersendiri’, ‘Sebelum Kau Bosan’, ‘Jalan Yang Panjang Berliku’, ‘Jangan Tutup Dirimu’, ‘Kemesraan’, ‘Nyanyianmu’, ‘Maaf Cintaku’, ‘Entah’, ‘Aku Antarkan’.


1910 (1988)

Kedekatan Iwan Fals dengan Ian Antono semakin akrab pada album ini. Iwan mempercayakan Ian menjadi music director, seketika warna musik Iwan berubah menjadi lebih nge-rock dan garang. Lagu ‘1910’ yang menceritakan tentang kecelakaan kereta api di Bintaro pada tanggal 19 Oktober dibawakan Iwan dengan gaya bernyanyi yang tidak seperti biasanya. Iwan seperti mendapat atmosfir baru pada lagu-lagunya yang lebih terkesan dewasa. Album ini mendapat sambutan positif. Beberapa lagunya meledak dan album ini mencatat penjualan yang besar. Lagu ‘Buku Ini Aku Pinjam’ yang ternyata ‘titipan’ produser kepada Iwan agar dibuatkan lagu untuk remaja, dan kabarnya Iwan sebenarnya enggan dan terpaksa menulis lagu ini hanya untuk menyenangkan produser ternyata meledak luar biasa. Posisi teratas tangga lagu tidak tergeser selama beberapa bulan di radio-radio, membuktikan bahwa Iwan memiliki nilai jual yang tinggi. Lagu lainnya seperti ‘Ibu’ dan ‘Pesawat Tempurku’ juga sempat menduduki top 10 tangga lagu Indonesia.

Album ini berisi lagu-lagu ‘Buku Ini Aku Pinjam’, ‘Ada Lagi Yang Mati’, ‘Ibu’, ‘Mimpi Yang Terbeli’, ‘Balada Orang-Orang Pedalaman’, ‘Nak’, ‘Semoga Saja Kau Benar’, ‘Engkau Tetap Sahabatku’, ‘Pesawat Tempurku’, ‘1910’.


Mata Dewa (1989)

Album ini adalah gebrakan terbesar sepanjang sejarah musik Iwan Fals. Setiawan Djodi selaku pemilik Airo Records tertarik dengan kolaborasi Iwan dan Ian Antono pada album 1910. Dia mengajak Iwan dan Ian bergabung dibawah bendera perusahaan rekamannya untuk membuat album Mata Dewa. Kebetulan kontrak Iwan dengan Musica sudah berahir.

Album ini dikerjakan dengan sangat profesional didukung teknologi yang canggih. Hasilnya, luar biasa, meledak dipasaran. Vokal Iwan menjadi lebih nge-rock, musiknya kental dengan nuansa rock – ballads.

Sebenarnya pada album ini sebagian adalah lagu lama yang di aransmen ulang dengan gaya vokal Iwan yang berbeda. Lagu ‘Mata Dewa’ menjadi hits, pada lagu ini Setiawan Djodi ikut menjadi backing vokal, lagu ‘Nona’, ‘Air Mata Api’, hebat. Lagu lama yang di aransmen ulang adalah ‘Puing’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘PHK’, ‘Bakar (atau Timur Tengah II)’, dikerjakan dengan serius dan bermutu. Lagu lama yang menjadi super hits di album ini adalah lagu ‘Yang Terlupakan’.

Setiawan Djodi menghabiskan banyak dana untuk album ini karena ternyata dia memang salah satu fans berat Iwan Fals. Dan hasilnya tidak sia-sia.

Yang mengecewakan adalah, agenda promosi album dengan melakukan tur 100 kota di Indonesia tiba-tiba dibatalkan oleh kepolisian dengan alasan keamanan, karena konser tunggal Iwan sebelumnya selalu berbuntut kerusuhan. Padahal izin sudah dipegang dan alat-alat sudah dikirim ke lokasi konser, persiapan sudah matang tinggal show saja.

Lobi-lobi dilakukan oleh Setiawan Djodi yang dikenal dekat dengan penguasa tetap mental. Kabarnya penguasa saat itu tidak mau nama besar Iwan Fals semakin berkibar dengan dukungan finansial yang luar biasa dari Djodi. Ahirnya konser tetap batal dan semua menerima dengan berat hati. Iwan sendiri setelah kejadian ini menjadi ngambek dan hampir putus asa tidak mau bernyanyi lagi.

Lagu dalam album ini adalah ‘Mata Dewa’, ‘PHK’, ‘Nona’, ‘Air Mata Api’, ‘Bakar’, ‘Puing’, ‘Berkacalah Jakarta’, ‘Yang Terlupakan’, ‘Perempuan Malam’, ‘Pinggiran Kota Besar’.


SWAMI (1989)

Setelah pelarangan konser 100 kota, diam-diam Setiawan Djody mempersiapkan proyek ‘rahasia’. Djodi membentuk sebuah grup band yang bernama Swami dengan Iwan Fals sebagai vokalisnya. Didukung oleh musisi top seperti Sawung Jabo, Naniel, Innisisri, album ini dikerjakan dengan serius dan matang. Tanpa banyak gembar gembor, album ini diluncurkan. Pada sampul album ini nama Iwan Fals dicantumkan diatas nama Swami, rupanya Djodi merasa tanpa nama Iwan album tidak akan dilirik. Hasilnya, orang penasaran membeli album karena ada nama Iwan Fals bukan karena nama Swami yang tidak dikenal sama sekali. Album ini secara tiba-tiba meledak dipasaran, angka penjualannya sangat tinggi, konon mencapai 800 ribu kopi dalam sebulan padahal tanpa promosi besar-besaran. Ternyata yang menyebabkan laku keras adalah nama Iwan Fals dan lagu yang dibawakan yaitu ‘Bento’ dan ‘Bongkar’. Lagu ini sangat keras dan menikam liriknya. Sebentar saja lagu ‘Bento’ menjadi ‘trade mark’ Iwan Fals. Dimana ada Iwan disitu ada ‘Bento’, penjualan kaus, poster dan segala pernak-pernik bertuliskan Iwan, Swami, Bento laku keras di kaki-kaki lima. Sampai sekarangpun siapa yang tidak tahu lagu ‘Bento’ dan mendengar kata ‘Bento’ pasti identik dengan Iwan Fals. Hal yang tidak disangka oleh Djodi dan kawan-kawan. Bagi Iwan sendiri bisa dibilang ini adalah puncak kejayaan karir bermusiknya. Tetapi selalu saja ada kerikil yang menghadang, penguasa rupanya agak panas telinganya mendengar lagu Bento yang katanya sih dianggap menghina Tommy Soeharto anak presiden saat itu (Soeharto). Namun berkat dukungan kuat Setiawan Djody, kerikil itu tidak terlalu mengganggu dan dapat disingkirkan.

Lagu pada album ini ‘Bento’, ‘Bongkar’, ‘Badut’, ‘Eseks Eseks Udug Udug-Nyanyian Ujung Gang’, ‘Potret’, ‘Bunga Trotoar’, ‘Oh Ya’, ‘Condet’, ‘Perjalanan Waktu’, ‘Cinta’.


Kantata Takwa (1990)

Menyusul sukses album Swami, ambisi Setiawan Djodi dalam musik semakin meluap. Didukung musisi dari Swami ditambah dengan WS.Rendra dan Kelompok Bengkel Teater juga Jocky S., Djodi membentuk band baru lagi yang bernama Kantata Takwa. Vokalis utama tetap Iwan Fals. Album perdana ini dikerjakan lebih gila lagi dari album lainnya, konsep musik yang fenomenal dan megah mengantarkan grup ini menjadi grup papan atas yang tidak ada bandingannya. Album ini benar-benar hebat dan menjadi album paling dicari saat itu. Mungkin kita masih ingat bagaimana ratusan orang sampai harus antri di toko-toko kaset hanya untuk membeli kaset ini. Konsep musik dan seni yang fenomenal ini tidak lepas dari kerjasama yang kompak, Iwan menyanyikan lagu yang liriknya sangat puitis yang sebagian dikerjakan oleh Rendra dengan semangat totalitas yang tinggi, dipadu dengan musik yang jelas bukan kerjaan pemusik kacangan. Konser-konser Kantata yang digelar sampai membludak penontonnya. Airo Records meraup keuntungan yang luar biasa dari proyek ini. Dan lagi-lagi Iwan Fals lah yang memegang peranan utama.

Sampai saat ini album ini belum ada tandingannya dan tidak ada yang bisa menyamai baik dalam lagu maupun liriknya.

Lagu pada album ini adalah ‘Kantata Takwa’, ‘Kesaksian’, ‘Orang Orang Kalah’, ‘Paman Doblang’, ‘Balada Pengangguran’, ‘Nocturno’, ‘Gelisah’, ‘Rajawali’, ‘Air Mata’, ‘Sang Petualang’.


Cikal (1991)

Sukses dengan Swami dan Kantata, Iwan lantas tidak menjadi malas. Dibawah bendera Indo Music Box Iwan meluncurkan album Cikal. Cikal adalah nama putri Iwan yang ke dua. Iwan merasa tidak adil kalau galang putra pertamanya dia buatkan lagu, lantas putri keduanya kenapa tidak. Meskipun terlambat (cikal lahir tahun 80-an), maka cikal dibuatkan album khusus untuknya. Namun jangan dikira album ini isinya puji-pujian kepada anak dengan bahasa yang sederhana, lirik dalam album ini begitu dalam dan berat, kental nuansa seni tingkat tinggi. Pendukung dalam album juga bukan musisi sembarangan, ada Gilang Ramadhan, Cok Rampal, Totok Tewel, Embong Raharjo, Mates dan Mahesa Ibrahim. Musik yang ditampilkan jauh berbeda dengan Kantata atau Swami, aroma flute dan perkusi terasa jelas disini.

Sayang album ini tidak begitu laku dipasaran, mungkin tidak semua orang bisa menerima gaya musik yang ada di album ini. Tetapi sekarang album ini malah menjadi salah satu album yang dicari penggemar Iwan Fals, karena sudah jarang ada di toko kaset.

Lagu-lagunya adalah ‘Intro’, ‘Untuk Yani’, ‘Cikal’, ‘Pulang Kerja’, ‘Alam Malam’, ‘Ada’, ‘Untuk Bram’, ‘Cendrawasih’, ‘Proyek 13.

SWAMI II (1991)

Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals membuat album Swami jilid II. Namun album ini tak seheboh album yang pertama. Penjualannya biasa-biasa saja. Hits nya juga kurang menarik dibawakan oleh Sawung Jabo. Iwan Fals sendiri malah tidak menjadi vokalis utama pada hits yang dipromokan. Ada satu lagu yang agak lumayan yang dinyanyikan Iwan yaitu lagu ‘Nyanyian Jiwa’ dan ‘Kebaya Merah’. Pada cover album, nama Iwan tidak ditampilkan tidak seperti album Swami yang perdana.

Album ini berisi lagu-lagu ‘Hio’, ‘Kuda Lumping’, ‘Kebaya Merah’, ‘Robot Bernyawa’, ‘Na Na Na Na’, ‘Nyanyian Jiwa’, ‘Sangkala’, ‘Koran’, ‘Rog Rog Asem’.


Belum Ada Judul (1992)

Album ini menjadi salah satu masterpiece dari Iwan Fals, karena proses rekamannya secara live tanpa di edit. Dan Iwan hanya bernyanyi pakai gitar dan Harmonika yang dimainkan sendiri, tanpa musik pengiring tanpa backing vokal. Hits dalam album ini adalah ‘Belum Ada Judul’, lagu yang sederhana namun dalam maknanya. Kesederhanaan Iwan disini tetap menjadi jaminan nilai jual. Dibawah bendera Harpa records, album Iwan tampil dengan polos yang menunjukkan inilah sesungguhnya seorang Iwan Fals.

Lagu-lagunya ‘Belum Ada Judul’, ‘Besar Dan Kecil’, ‘Iya Atau Tidak’, ‘Mereka Ada Dijalan’, ‘Potret’, ‘Di Mata Air Tidak Ada Air Mata’, ‘Ikrar’, ‘Aku Disini’, ‘Mencetak Sawah’, ‘Panggilan Dari Gunung’, ‘Coretan Dinding’.


Hijau (1992)

Disini Iwan dan beberapa musisi seperti Heirrie Buchaery, Jerry Soedianto, Cok Rampal, Bagoes AA, Iwang Noorsaid, Arie Ayunir dan Jalu mencoba membuat konsep musik yang sangat alam dipayungi bendera Pro Sound. Bagi sebagian orang yang mendengar musik ini mungkin mengatakan aneh, tapi inilah seni yang tidak bisa diukur dari sudut pandang manapun. Album ini sekarang menjadi buruan para fans Iwan Fals juga kolektor musik, karena mulai jarang ada di pasaran.

Lagu-lagunya adalah ‘Lagu Satu’, ‘Lagu Dua’, ‘Lagu Tiga’, ‘Lagu Empat’, ‘Lagu Lima’, ‘Lagu Enam’, ‘Hijau’.


Dalbo (1993)

Iwan dan musisi pendukung dalam grup Swami membentuk grup band Dalbo, musiknya sederhana namun berbobot. Sayang penjualan album ini tidak terlalu laku. Untuk sekila kalinya album ini tidak menyertakan nama Iwan Fals di cover depannya. Jadi para penggermarnya yang kurang teliti acuh aja. Liat aja album yang sama sebelumnya. Memang hanya gara gara nama seorang Iwan Fals bisa menggenjot pasaran para penggemarnya.

Lagu-lagunya adalah ‘Hura Hura Huru Hara’, ‘Kwek Kwek Kwek’, ‘Ini Si Trendy’, ‘Sudrun’, ‘Dunia Binatang’, ‘Hua Ha Ha’, ‘Karena Kau Bunda Kami’, ‘Aku Bosan’, ‘Bidadari Senjakala’, ‘Dalbo’.


Orang Gila

Bersama Billy J. Budiharjo Iwan membuat album baru yang dari judulnya sudah menarik perhatian. ‘Orang Gila’ menjadi hits yang lumayan laku bersama lagu ‘Awang Awang’ dan ‘Satu Satu’. Pada album ini Iwan seperti agak kehilangan jati dirinya, meskipun suaranya tetap lantang dan berbobot, namun mulai terasa ada yang berubah pada diri Iwan. Penjualan lagu  ini juga laku keras.


Anak Wayang (1994)

Iwan Fals bersama Sawung Jabo meluncurkan album Anak Wayang ini untuk mengisi kekosongan yang ada, Iwan yang mulai gelisah berkarya, dibantu oleh Jabo untuk bangkit. Hasilnya album ini yang sederhana dan berbobot.
Dan para penggemarnya yang haus akan Iwan Fals sangat menunggu album ini, maka penjualannya pun juga lumayan meledak.

Lagu dalam album ini ‘Lingkaran Aku Cinta Padamu’, ‘Dihatimu Aku Berlindung’, ‘Anak Wayang’, ‘Nasib Nyamuk’, ‘Jogja’, ‘Telaga Dan Bencana’.


Terminal (1994)

Single yang dinyanyikan bersama Franky S dan musik oleh Ian Antono. Kabarnya single ini dimunculkan sebagai rasa terima kasih Iwan Fals kepada Franky S yang pernah memberikan lagu Kemesraan untuk dinyanyikan Iwan Fals. Seperti diketahui single Kemesraan menjadi booming setelah dinyanyikan Iwan Fals bersama artis-artis Musica, walaupun sebenarnya lagu ini sudah pernah dibawakan oleh Franky dan Jane juga oleh Iwan Fals bersama Rossana istrinya dan Galang Rambu Anarki (Alm) anaknya tetapi kurang mendapatkan respon pasar. Iwan Fals merasa mempunyai hutang budi sehingga membuat lagu Terminal untuk dinyanyikan bersama Franky S dan musiknya dikerjakan Ian Antono.


Mata Hati (1995)

Single yang musiknya dikerjakan oleh Ian Antono. Dikemas dalam bentuk album yang dipadu dengan lagu-lagu lama Iwan Fals, pada side B diisi lagu dari pendatang baru yang bernama Bobby Eress. Lagu ini sendiri musiknya cukup sederhana namun liriknya sangat mewah, dan pantas menjadi salah satu single terbaik milik Iwan Fals.


Orang Pinggiran (1995)

Single yang dinyanyikan bersama Franky S dan musik oleh Ian Antono. Merupakan lanjutan kerjasama mereka setelah meluncurkan single Terminal yang sukses dipasaran. Single Orang Pinggiran juga mendapat respon positif di dunia musik Indonesia. Angka penjualannya termasuk tidak mengecewakan. Kolaboransi dengan Franky S juga cocok karena Franky S sendiri punya warna music yang tidak jauh dengan Iwan Fals, tak heran kalau penggemar ke duanya ingin kolaborasi itu dilanjutkan di lain album. Liat saja tiap konsernya keduanya seperti memberi warna kolaborasi yang baru dan unik bagi penggemarnya.


Lagu Pemanjat (1996)

Single ini dipesan oleh komunitas penggemar panjat tebing, dipakai sebagai lagu wajib komunitas tersebut. Kecintaan Iwan Fals pada alam dianggap dapat mewakili. Album ini dikemas dalam konsep yang sederhana menggunakan sampul dari kertas daur ulang. Album ini sekarang sangat jarang di jual sehingga menjadi salah satu buruan para fans dan kolektor. Iwan hanya menyanyikan lagu ‘Lagu Pemanjat’ selebihnya dinyanyikan oleh Cok Rampal dan Harry Suliztiarto.

Lagu-lagunya ‘Lagu Pemanjat’, ‘Pada Batu Dalam Diam’, ‘Yang Mana Jalan Ke Situ’, ‘Kudatangkan Tubuhmu’, ‘Lagu Lama Gaungnya Rata’, ‘8,8 mm Dalam Kuasamu’, ‘Iya Memang Kamu’, ‘Cair Lalu Mencari’.


Kantata Samsara (1998)

Melanjutkan sukses Kantata Takwa, Setiawan Djodi kembali mengajak Iwan Fals dan kawan-kawan meluncurkan album Kantata Samsara. Album ini sejenis dengan Kantata Takwa, sama fenomenalnya dan megah. Namun pada setiap konser yang digelar dengan megah dan mewah selalu dikotori dengan ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Pada puncaknya saat konser di Senayan tanggal 6 Juli 1998, konser terpaksa dihentikan karena terjadi kerusuhan besar. Kejadian ini semakin memojokkan citra Iwan Fals yang selalu dianggap biang kerusuhan, Iwan pun membantah, apa alasannya Iwan dituduh penyulut kerusuhan. Dan timbul kabar, memang kerusuhan sengaja ‘dibuat’ karena persaingan dan melibatkan kepentingan politik tertentu.

Lagu dalam album ini adalah ‘Samsara’, ‘Nyanyian Preman’, ‘Pangeran Brengsek’, ‘Anak Zaman’, ‘Lagu Buat Penyaksi’, ‘Panji-Panji Demokrasi’, ‘Asmaragama’, ‘Songsonglah’, ‘Langgam Lawu’, ‘Bunga Matahari’, ‘For Green And Peace’.


Best Of The Best (2000)

Pada album ini Iwan mengaransemen ulang dua buah lagu lamanya yaitu lagu ‘Entah’ dan ‘Kumenanti Seorang Kekasih’. Selebihnya hanya kumpulan lagu-lagu lama. Album ini cukup sukses dipasaran, wajar dirindukan penggemarnya karena cukup lama Iwan tidak tampil setelah anak pertamanya Galang Rambu Anarki meninggal dunia.Memang pukulan berat bagi Iwan Fals dan keluarganya, para penggemar dan sahabat-sahabatnya juga merasakan kesediahan seorang Iwan Fals.


Suara Hati (2002)

Iwan Fals benar-benar lahir kembali, setelah di album sebelumnya orang bertanya-tanya karena Iwan hanya mengaransemen ulang lagu-lagu lama, pada album ini seluruhnya benar-benar baru. Mulai lagu, vokal, musik, benar-benar fresh.

Album ini menjawab pertanyaan tentang kevakuman Iwan dalam bermusik. Lagu-lagu pada album ini berbobot, namun liriknya lebih dewasa tidak senakal dahulu. Iwan menjadi lebih profesional, karena telah memiliki manajemen pribadi yang digawangi oleh istrinya (Rossana). Iwan mulai rajin menggelar konser baik di TV maupun outdoor, dan rata rata sukses tanpa kerusuhan.

Album ini berisi lagu ‘Kupu Kupu Hitam Putih’, ‘Hadapi Saja’, ‘Suara Hati’, ‘Untukmu Negeri’, ‘Doa’, ‘15 Juli 1996’, ‘Belalang Tua’, ‘Untuk Para Pengabdi’, ‘Seperti Matahari’, ‘Dendam Damai’, ‘Di Ujung Abad’.


Suara Hati (2002)

Luar biasa, hanya kata itu yang dapat diungkapkan untuk menanggapi album ini. Album ini mendapat triple platinum karena penjualan terbanyak, mendapat penghargaan sebagai album terbaik dan single terbaik. Album ini adalah kolaborasi Iwan dengan musisi muda berbakat seperti Pongky (Jikustik), Eross (Sheila On 7), Harry Roesli, Aziz (Jamrud), Piyu (Padi), Ahmad Dhani (Dewa), Tohpati, Kikan (Coklat), Heirrie Buchaery. Hits ‘Aku Bukan Pilihan’ meledak dipasaran, dan Iwan Fals perlahan dan pasti semakin memantapkan diri sebagai musisi papan atas dan legenda hidup musik Indonesia.

Album ini berisi lagu-lagu ‘Aku Bukan Pilihan’, ‘Senandung Lirih’, ‘Rinduku’, ‘Hadapi Saja (new version)’, ‘Sesuatu Yang Tertunda’, ‘Sudah Berlalu’, ‘Kupu Kupu Hitam Putih (new version)’, ‘Suara Hati (new version)’, ‘Belalang Tua (new version)’, ‘Ancur’.


Manusia Setengah Dewa (2004)

Hebat, inilah aslinya Iwan Fals. Album ini dikerjakan hanya dengan suara Iwan dan Gitar akustik yang dimainkan sendiri. Jadi teringat album Belum Ada Judul. Lirik lirik nakal dan pedas kembali terdengar disini. Iwan Fals seperti ingin kembali ke masa awal karirnya dahulu, walaupun bahasa yang digunakan lebih ke arah kiasan, namun masih dapat dengan gamblang diterima. Inilah Iwan Fals sebenarnya. Yang menarik dalam album ini adalah, setelah album siap diedarkan, Iwan Fals ternyata baru menyadari bahwa dia lupa memainkan harmonika dalam lagu-lagunya, dan album tetap diedarkan karena sudah tidak mungkin melakukan rekaman ulang. Namun ada sedikit masalah pada peredaran album ini yaitu cover depannya diprotes umat Hindhu karena menampilkan gambar salah satu dewa mereka. Cover depan itu adalah lukisan dari saudara tiri Iwan Fals. Iwan Fals merasa bertanggung jawab, bersama Musica dengan cepat dia menghentikan peredaran kasetnya.

Lagu dalam album ini adalah ‘Asik Nggak Asik’, ‘Manusia Setengah Dewa’, ‘17 Juli 1996’, ‘Dan Orde Paling Baru’, ‘Buktikan’, ‘16 Juli 1996’, ‘Ngeriku’, ‘Matahari Bulan Dan Bintang’, ‘Desa’, ‘Para Tentara’, ‘Mungkin’, ‘Politik Uang’.


Iwan Fals In Love (2005)

Album ini muncul ahir tahun 2005 tanpa banyak promosi, hanya berisi dua buah lagu baru yaitu ‘Ijinkan Aku Menyayangimu’ karya Rieka Roslan diaransemen oleh Erwin Gutawa dan ‘Selamat Tidur Sayang’ karya Titiek Puspa yang diaransemen oleh Andi Rianto.


Iwan Fals Dan Indra Lesmana (2006)

Pada pertengahan tahun 2006 Iwan Fals berkolaborasi dengan Indra Lesmana, menampilkan dua buah lagu baru dengan sentuhan musik yang berbeda yaitu lagu Haruskah Pergi dan Selancar. Peredaran lagu ini terkesan terbatas dan ekslusif, yaitu diedarkan oleh Independent Music Portal (Import). Untuk memilikinya dengan cara membeli melalui SMS yang akan dipotong pulsa Rp.5000,- untuk setiap lagu yang didownload dari website Import. Secara keseluruhan dua lagu baru Iwan Fals ini sangat berkualitas dan berbobot baik materi musik, pengerjaannya juga liriknya.


50:50 (2007)

Album dari Iwan Fals sang maestro musik Indonesia yang diluncurkan pada awal bulan April 2007 ini dikemas dengan titel 50:50, dapat diartikan bahwa dari 12 lagu disini 6 buah diciptakan oleh Iwan Fals dan 6 sisanya diciptakan oleh musisi lain seperti Bongky (BIP), Dewiq, Opick, Pongky (Jikustik), Digo, dan Yockie/Remy Soetansyah. Album ini memiliki perpaduan yang seimbang antara lagu bertema cinta dan yang bertema kritik sosial.

Album ini dikemas dengan aransemen musik modern dan berkualitas tinggi yang dikerjakan oleh musisi profesional seperti Bongky, Addie MS, Yockie Suryo Prayogo, Erwin Gutawa, Bagoes A.A dan Andi Bayou.

Tidak menjadi muluk apabila menyatakan album ini layak untuk menjadi koleksi dan dapat disejajarkan dengan karya cipta profesional pemusik Indonesia berkelas lainnya.

Secara keseluruhan lagu-lagu dalam album ini cukup enak untuk dinikmati baik oleh penggemar Iwan Fals maupun masyarakat penikmat musik baik tua maupun muda.

Lagu-lagu dalam album ini adalah: ‘Mabuk Cinta’, ‘Masih Bisa Cinta’, ‘Yang Tercinta’, ‘Tak Pernah Terbayangkan’, ‘Apakah Aku Benar – Benar Memiliki Kamu’, ‘Rubah’, ‘KaSaCiMa’, ‘Pulanglah’, ‘Ini Bukan Mimpi’, ‘Ikan-Ikan’, ‘Negara’, ‘Cemburu’.


Untukmu Terkasih

Album ini baru tapi lama, sebab kedua lagu didalamnya sudah diperkenalkan kepada publik sejak lama lewat konser-konser maupun dijual melalui Ring Back Tone telepon selular. Lagu ‘Untukmu Terkasih’ adalah karya Fajar Budiman, sedangkan ‘Merdeka’ adalah karya Iwan Fals yang sudah sering dinyanyikan pada live konsernya sejak tahun 90-an.

Jumat, 18 Maret 2016

Share Semangat

di dunia ini,,,,, di kehidupan ini,,,, jalan hidup setiap manusia ya emang ga selalu sama,,,
kadang ada disaat kita senang,,,,,, mereka merasakan kesedihan,,,,kadang disaat kita sedih,,,, mreka merasakan kebahagiaan,,,, hiduplah dengan damai,,, dengan selalu membuat orng terhibur saat ia bersedih,,,, mungkin saat ia mengalami kesedihan,,,, dan kita mengalami hal yang berbeda,,,,,, buatlah mereka selalu tegar dalam kesedihannya,,, maka hidup ini akan jauh lebih bermakna,,,, dan hidup juga akan lebih berguna buat orang2 disekitar kita....

usahakan agar orang disekitar kita melihat hidup kita begitu indah ,,,,
walaupun kenyataan nya kita hanya menutupi keluhan saja,,,,,
usahakan agar orang disekitar kita melihat hidup kita tak pernah ada kata pedih ,,,,
walaupun kenyataan nya kita hanya menutupi dan mensyukuri apa yang kita bisa,,,,,
usahakan agar orang disekitar kita melihat hidup kita tanpa ujian ,,,,
walaupun kenyataan nya kita hanya sekedar menikmati badai hujan,,,,,
usahakan agar orang disekitar kita melihat hidup kita begitu sempurna,,,
walaupun kenyataannya kita hanya bersikap apa adanya,,,,,,,
usahakan agar orang disekitar kita melihat hidup kita selalu beruntung,,,,,
walaupun kentataannya kita hanya tunduk pada allah untuk bergantung,,,,,
belajarlah memahami,mengamati setiap hidup orang yang kit atemui....

sampai kita menyadari ternyata kita yang kurang mensyukuri,,,,

bahwa dibelahan jiwa lain,,masih banyak yang memimpikan hidup seperti kita,,,, tanpa kita ketahui,,,, bahwa allah tidak pernah mengurangi,,,, dan hanya kita lah yang tak pernah sadar bahwa kita masih setia mengkufuri nikmatnya,,,,,,,

bila kita seperti tadi,,, maka bila kita mendapatkan kesedihan,,, pasti akan ada yang akan membantu menenangkan,menghibur,dan membantu menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi

hidup harus dilandasi etika,,,, waktu dulu juga saya sempat belum mengerti etika,,, dn sopan santun yang akan membuat orang di sekitar kita risih pada kita ,,, dan akn membuat kita dijauhi orng2 yang mungkin kita kagumi dan kita sayangi,,,, maka peliharalah etika yang semata mata untuk memperbaiki tingkah laku kita,,, yang mungkin belum sempat sempurna perbaikannya ,,,,
jangan pernah sekali kali kita menyakiti orng lain,,,, apalagi itu saudara kita,, maka sekali saja kita cacat dimata orng,,, maka sampai kapanpun akan cacat dipikiran kits sekalipun kita sudah meminta maaf dan berbuat baik kepadanya,,,,,

hidup itu seperti system / program  yang setiap waktu harus d perbarui (upgrade) untuk bisa lebih mengerti untuk tidak menyianyiakan kehidupan,,,, maka perbarui sikap dan perilaku kita agar kehidupan kita lebih baik lagi,,, dan tidak sewaktu2 hanya itu yang kita jalani,,,,, berikan kesan yang terbaik untuk kehidupanmu,,,, nicaya keindahan yang baru juga akan tercipta pada jalan hidup kita nanti,,,,

hidup itu pilihan,,,, maka kita harus berfikir sebelum bertindak,,, agar kita bisa tenang dan tidak ragu dengan keputusan kita,,,, bukan hanya bertindak yang harus kita pikirkan,,, namun berbicara juga harus kita pikir dan kita jaga,,, jangan sampai,, menyinggung atau menyakiti orang,,, maka intinya berfikirlah sebelum bergerak,,,, dan terus berfikir positif agar,,,, kehidupan kita nyaman dan aman di kemudian hari.......


"Yhon_Fals

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda